Aku di antara seribu bulan purnama, yang begitu megahnya.
Tak ingin kupergi, yang ada keindahan yang tersimpan begitu dalam.
Saat terakhir mata ini menetap di rangkaian lautan sajadah
Ketika malam menjelang,
Malam begitu gelap, begitu pekat, begitu sunyi, begitu senyap, begitu dingin
Merasuk menghempas tubuh ini di kelilingi jauh lampu-lampu merkuri kota
Ketika pagi menjelang,
Pagi begitu terang, begitu indah, begitu damai, begitu tentram, begitu cepat
Menembus menyembunyikan jiwa ini di lumpur dalam pematang sawah
Nuraniku terus memanggil dan mencari
Separuh jiwa yang hilang kala gerimis hujan
Di waktu senja sebelum malam keresahan
Bila harus berpisah dalam status
Kulukiskan wajah desa ini dalam keabadian hati
Terima kasih senyummu memperhatikanku
Terima kasih sayangmu membisikkanku
Tak akan rela pada detik-detik kepergianku
Ketakutanku untuk kehilangan rasa