OPEN body ( ) tag
Wednesday, September 12, 2007,11:10 AM
                                                                                                                                                                                                 
Langkahku Tak Seringan Kapas

Aku bebas tapi langkahku tak seringan kapas
Setinggi-tinggi terbang seperti layang-layang terikat benang
Cuma dalam lingkar pagar, lagi sendiri..
Dalam sepi sakit hati dan teman-teman gak peduli
Aku bosan hidup seperti ini, mati pun aku belum siap
Percuma hidup kalau cuma sendirian
Aku butuh seseorang yang bisa bangkitkan rasa percaya diri
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 6 Komentar Kamu
Thursday, August 16, 2007,12:44 PM
                                                                                                                                                                                                 
Lelaki yang Kau Tunggu

     Bagi seorang lelaki seperti diriku ini, yang hanya mengandalkan rasio dan penalaran yang tidak layak untuk dinantikan. Memang benar, tatkala alunan musik R n B terhentakkan, Aku mencoba untuk tidak berjalan di atas hedonisme dunia yang bagaikan fatamorgana. Dan, lelaki yang Kau tunggu di seberang jalan itu sangat tidak relevan jika dibandingkan dengan cinta akan keglamouran semata.
    Cintaku yang begitu kuat untuk mengalir di atas bara api yang panas. Seakan membuktikan untuk kesungguhan hati untuk satu kesempatan lagi. Air mata tak akan jatuh lagi tatkala lelaki  ini yang Kau tunggu “bukan sekadar ini”. Sekadar ini yang terucapkan dari mulut tanpa dasar, sungguh terasa menyakitkan untuk seorang lelaki. Cinta itu sebuah misteri yang harus Kau selesaikan dengan sangat cantik bukan untuk dicekat tanpa nafas.
    Haruskah Aku kecewa lagi untuk sebuah cinta. Dalam hal ini cinta yang melibatkan perasaan yang begitu besar. Mungkin Aku memang seperti ini dan harus terjadi pada diriku. Karma itu datang begitu cepat ketika posisiku terbalik sejajar dengan posisi Dia yang pernah Aku cinta. Ketika Aku sudah mulai jatuh cinta maka akan sulit untuk membendung perasaan ini. Lugas dan realitanya seperti itu.
   Apakah Aku sedang mengemis cinta pada Kau? Meminta cinta dengan mengibakan diri. Selanjutnya, Apakah Kau merasa kasihan pada diriku? Aku bagaikan pengemis di bawah jembatan layang dengan wajah tertutup topi yang lusuh dan terkumalkan debu serta asap. Dan Kau selayaknya yang berkecukupan dengan pakaian dengan wangi yang khas. Begitu tipis jika berada di perputaran roda kehidupan.
    Aku terlanjur dan terlalu cinta pada dirimu. Inilah sebuah jawaban bukan untuk mengiba tetapi untuk Kau ketahui. Mungkin ini pula yang terakhir untukku memohon pada kesempatan yang terakhir pula. Kemudian, apakah Kau mencintaiku dalam kesempatan yang Kau berikan padaku?



baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
Friday, July 20, 2007,4:07 PM
                                                                                                                                                                                                 

Feeling July

Apa yang bisa Aku pilih lagi dengan harapan ini

Aku hanya ingin membahagiakan orang-orang yang terdekat

Yang selalu ada di sampingku bukan untuk menyakiti

Semua hanya dalam kenangan yang manis

Dunia ini, Dimanakah sejati itu berada?

Selalu saja hanya ilusi yang ditinggalkan

Menikmati waktu saat di peraduan senja

Yang beranjak pergi untuk mimpi malam ini

-Akhir-akhir ini dalam persimpangan

Kurasakan pelukmu masih membekas di hatiku-

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,4:06 PM
                                                                                                                                                                                                 

Bila Memang Harus by Mata Band

Bila memang harus Semuanya terjadi, terjadilah…

Bila memang harus Semuanya berakhir, berakhirlah…

Bila memang harus Kau pergi dariku, pergilah…

Bila memang harus Terhenti di sini, terhentilah…

Tanpa dirimu, tanpa kasihmu, ku tak peduli ku tetap berdiri

Tanpa pelukmu, tanpa dekapmu, ku tak peduli ku tetap berdiri

Aku bisa tanpamu

Aku bisa tanpamu

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,4:04 PM
                                                                                                                                                                                                 

Ketika Minerva Menjadi Sebenarnya Minerva

Minerva sang pujangga kebanggaan dari Negeri Seribu Satu Malam. Dalam kesempataan ini Aku pun menunggu kedatangannya di awal tahun ini. Kusimpan dalam dan rapat pada sebuah kotak penantian. Aku pun tak mau harus begini terus dalam aliran nafas yang penuh dengan polusi pabrik kehampaan. Minerva, dimana harus Aku temui Kau lagi? Sepertinya hanya lolongan anjing di malam hari untuk mengisi sunyi-senyapnya malam. Pagi ini berjanjilah padaku bahwa Kau akan datang jam tiga sore selepas kepenatan pada Mama Cafe-tempat untuk meminum secangkir kopi pahit.

Secangkir kopi ini telah menawarkan rinduku ke padamu. Yang begitu mesra di antara rumput yang telah menjadi coklat akibat dari kaca langit. Tak kurang dari tetes-tetes cinta yang tersambutkan pada pelangi yang malu akan memperlihatkan pesonanya. Untaian sayang dan kesetiaan menantimu yang akan datang sang pujangga sebelum terlambat waktu, Minerva-cintamu padaku sampai saat ini. Aku dilahirkan untuk sekadar memilih belum untuk berpikir dengan serangan mortir yang menghujam kepalaku. Pecah, berdarah, dan penuh duka yang menjadi kebimbangan diriku.

Malam dengan bulan separuh ditemani temaram bintang merah yang menghiasi pandanganku. Sepuluh jariku sangat lemah dalam memegang tali perkataanmu karena parasmu yang begitu pekatnya. Seorang Minerva akan menjadi sebenarnya Minerva ketika utusan itu turun ke Kaki Langit dengan jubah bertopeng yang membawa kedamaian cinta. Minerva diharuskan untuk berhenti di tepian antara Kau dan Waktu. Berdiri pada tiang pancang keadilan dengan ilustrasi yang begitu menyayat-sayat hati. Rerintih hati bercampur tangis kelam semakin membuat tercabik-cabik oleh Minerva. Aku pun akan mulai membaca lagi dalam hari dengan hitungan detik saja.

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,4:02 PM
                                                                                                                                                                                                 

Ketahuan by Mata Band

Dari awal aku tak pernah percaya kata-katamu

Karena ku hanya melihat semua dari parasmu

Terakhir kau bilang padaku kau tak kan pernah selingkuh

Tetapi ternyata dirimu bermain di belakangku

Saat ku melihatmu, kau sedang bermesraan dengan seorang yang ku kenal

Reff:

Oo… Kamu ketahuan, pacaran lagi dengan dirinya, teman baikku

Oo… Kamu ketahuan, pacaran lagi dengan dirinya, teman baikku

Tapi tak mengapa aku tak heran karna dirimu cinta sesaatku

Aku ketahuan, pacaran lagi dengan dirinya, teman baikmu

Aku ketahuan, pacaran lagi dengan dirinya, teman baikmu

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
Tuesday, July 17, 2007,8:09 PM
                                                                                                                                                                                                 

Tentang Waktu

Kenapa? Sebuah kata tanya yang belum Aku temukan jawabannya. Di atas bukit pernah Aku tanyakan tetapi hanya angin yang membisikkan derita. Di tepi lautan pernah ku lontarkan pula kata tanya Kenapa, meskipun deru ombak mampu membasahi peluhku.

Di mana lagi Aku harus bertanya Kenapa dan pada siapa ku bertanya. Siapapun yang Aku tanya pasti hanya menggelengkan kepala sambil berkata “Aku pun tak pernah bertemu dengan Kenapa”. Sadarku pada aliran sungai dengan gemericik air yang jernih di bawah kaki gunung. Aku berusaha menyadap pembicaraan dua antara Kau dan Waktu. Suara itu pelan sampai Aku berusaha merangkai kata-kata hasil sadapanku. Aku menemukan kata bahagia, cerita, dan keyakinan. Semakin pusing kepalaku, belum terjawab juga sampai detik ini.

Bahagia, cerita, dan keyakinan. Kata yang hilang itu akibat sunyinya malam dengan lampu-lampu merkuri yang malam belum turun hujan saat itu. Sebelum bertanya dengan orang lain, Aku mencoba bertanya pada diriku. Jawaban itu selalu (...) dan memang itu dari diriku. Tak berbentuk, tak berasa, dan sungguh absurd. Jawabanku memang bukan jawaban yang baik. Mungkin Kau bisa menjawabnya atau mungkin Waktu yang akan menjawab. Aku tahu antara Kau dan Waktu sangat dekat hubungannya.

Ataukah Aku tidak akan pernah menemukan jawaban itu sampai tidur yang panjang. Kau mencoba berpikir untuk menjawabnya. Kenapa yang belum terjawab dan Waktu semakin merintih. Kau jawab dengan awalan, Aku, dan berakhir tetapi itu bukan sebuah jawaban yang baik. Jawaban yang kedua pun juga tidak cukup adil yaitu aku lebih baik mencintai diriku sendiri. Kau pun tak bisa menjawabnya lagi. Pertanyaan yang sama yaitu Kenapa akan dicoba dijawab oleh Waktu. Perlahan-lahan Waktu mencoba berlari untuk mengejar bintang yang ada di langit untuk mencari jawaban.

Waktu yang masih pucat dengan anemia yang secara tiba-tiba. Anemia akibat dilema yang menyerang sebagian otak kiriku. Tolonglah pada Waktu untuk Aku memohon dari pertanyaan Kenapa. Waktu yang pernah sayang dan cinta, yang pernah mengisi cerita lalu, yang pernah memperhatikan nurani, dan yang pernah ada di antara mereka serta mereka yang pernah menghianati Waktu. Mungkinkah Waktu untuk melampiaskan itu hanya padaku. Kenapa? Kata tanya yang belum Aku temukan jawabannya.

Salahkah Aku bertanya terus tentang Kenapa pada Aku, Kau, dan Waktu? Sampai lelah merasakan cinta yang sesungguhnya pada alam bawah sadar. Kata tanya Kenapa yang selama ini Aku pikirkan, mungkin hanya tanya yang tak terjawab. Kau pun akan mengeluh sampai pada saatnya Kau akan tahu bahwa di antara mereka yang telah menghianatimu ada Aku yang bukan bagian dari mereka. Tetapi Aku mendapatkan hal yang sama dengan mereka yaitu sikap yang tidak manis oleh Waktu. Seandainya Waktu bisa bersikap manis, saling mengerti, dan saling memiliki. Aku sangat mencintai Waktu dan Kau. (RN-Yang Masih Ada di hatiku saat ini)

Manusia tidak jatuh ke dalam cinta
Dan tidak juga keluar dari cinta
Tapi manusia tumbuh dan besar dalam cinta
Cinta di banyak waktu dan peristiwa

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,8:08 PM
                                                                                                                                                                                                 

Sauh Itu


Jantungku berdegub,berdetak, berdenyut

Semakin cepat.

Air mata ini mengalir menetesi pipi

Lalu, sapu tangan biru itu mengusapnya.

Saat itu sedang di sampingku, menemani.

Bersandar pagar menuju dermaga,

Kapal terakhir pun lalu membuang sauh,

Ya, sauh terakhir pula yang aku dengar.

Saat itu dadaku berdesir tak teratur,

Kenangan yang telah menghilang,

Bersama ombak pemecah batu karang.

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,8:07 PM
                                                                                                                                                                                                 

Dongeng Kelam


Ada yang sembunyi di balik wajah

Memang tak tampak, terlihat

Kita dan pujaan di angkasa kelam

Gita terlanjur riuh mendendang

Para gendang tabuh senja kelaparan

Berikan lembar-lembar sayap

Yang disayang kupilih sendiri

Waktu bercermin raksa menggila

Sudah genggam suka melati bersinar

Cemani malam bak krakatau menyembur

Sendok pasir-pasir cinta bertabur di perut bumi

Apa yang terkata, palsu

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,8:06 PM
                                                                                                                                                                                                 

Si Tuan Pertiwi Menggigil Kedinginan


Tuan, ada kabar apa?

Sampai kita tak berakal lagi sedemikian,

Pagi ini persoalan tak kunjung hilang,

Si tuan rupa-rupanya lalai,

Perawan tuan telah pergi, kemana?

Apakah tuan sakit?

Telinga tuan memerah,

Mata tuan terlihat lelah,

Pikiran melambung tinggi hendak murung,

Perawan tuan telah dicuri, siapa?

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,8:04 PM
                                                                                                                                                                                                 

Ini Hidup


Hari ini

Tak begitu terang tak begitu gelap

Tak begitu sunyi tak begitu ramai

Ada kedamaian di sana

Hari ini

Mungkin masih sedih tak begitu ceria

Mungkin masih tertawa tak begitu menangis

Tak ada kebahagiaan di sini

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,7:56 PM
                                                                                                                                                                                                 

Menyapa

Kosong terasa isi

Sunyi damai menghanyut

Luruh senja menghempas

Kusimpan dalam-dalam

….adalah ketakutan
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,7:52 PM
                                                                                                                                                                                                 

Anyaman Manik-Manik


Krikil tajam menghempas cinta ini

Semenjak kepakan bibir dustamu

Melogikakan kebenaran sutra mimpi

Kita adalah kemarin tatkala siang menjelang

Sudut panorama kota memegahkan tubuhku

Limun arak yang manis kebangkitan

Sejati diri tersingkap nyata

Kuat perkakas rong-rongan batin

Terasa pahit penyikapannya, namun bertahan

Inilah pasti akhirannya

Derita berpulung nirwana, mencekam

Wangi bicara manis air liurmu

Membunuh kebisuan melukis busa kebohongan

Kita adalah awalan dan akhiran

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,7:48 PM
                                                                                                                                                                                                 

Semua Rinduku


Karena cinta yang telah mengikatku

Pada dirimu untuk berbagi kasih

Cintailah jiwaku ini dalam kehangatan cahaya lilin

Tak terlalu panas dan sinaran cukup untuk melihat

Kadang dapat mendengar kerinduan ini

Kumohon padamu, jangan tinggalkan diriku

Tinggalkan hanya mimpi dan kerinduan

Selayaknya bunga mawar terlepas dari tangkainya

Yang tak ada indah lagi

Dirimu selalu berada pada puncak cinta

Setiap pagi terkenang dalam kerinduan

Menjadi teman hidupku yang telah pergi

Aku ingin kau pulang

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
Saturday, June 30, 2007,6:31 PM
                                                                                                                                                                                                 
My Little Mom…

Little Mom, need you until sickness
Little Mom, try with my new gold star
Little Mom, come again when beautifull sky
Little Mom, jumping on hard stone
Little Mom, open heart for my real rose
Sometimes..I am death, then my white angels around of me
So I don’t need your lie promises
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,6:30 PM
                                                                                                                                                                                                 

Cakrawala Langit:Seribu Satu


Seribu satu kunang-kunang di bundaran cakrawala langit
Peluhku sampai terjatuh bangun dalam menemukan cinta
Mengendap-endap pada jaring-jaring pukat malam
Tak semestinya setiap langkahku selalu sama
Kubuktikan nanti jika kebahagianku bukan padamu
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,6:29 PM
                                                                                                                                                                                                 
1..2..3..Untuk Mendua

Mendua, yang menyimpan luka
Aku ingin memulihkan jiwa ini
Mendua, yang menyimpan perih
Aku bisa menahan rasa sakit ini
Mendua, yang tak termaafkan
Aku masih bisa tanpamu
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,6:29 PM
                                                                                                                                                                                                 
Teramat Sore

Suaraku dimana kau berada
Entah mengapa bisa kau merebutnya
Tercekat mimpi yang berlamunan terjaga
Apakah kau merasakan malam ini?
Seperti kura-kura yang merindukan sampai batas
Dinginnya rintih-rintih tergores sepi
Aku ingin pulang..
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
,6:27 PM
                                                                                                                                                                                                 
Berpaling pada Luka

Hanya hitam yang tak tepancar lagi
Yang dulu masih bercahaya penuh harapan
Aku akan tetap melalui ini
Walaupun jalanku tertatih dan merangkak

Dulu aku masih percaya pada bayanganku sendiri
Kini rupanya dia menghianatiku
Melalui suatu proses kedewasaan yang telah kupelajari
Terbaik untuk diriku
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
Thursday, June 21, 2007,8:50 PM
                                                                                                                                                                                                 
Teh Upik, I'm Sorry



Assalamualaikum Teh Upik. Daeng minta maaf kemarin iseng. Keisengan daeng malah menjadi masalah. Gak ada maksud apa-apa, Cuma iseng saja. Daeng siap dihukum. Untuk klarifikasi permintaan maaf sudah saya beritakan di blogku http://www.relunghidupku.blogspot.com/ dan surat kabar Suara Mereka serta media komunikasi tradisonal. Daeng siap dihukum saja atau ditraktir es krim tidak lebih dari dua ribu lima ratus. Mohon maaf sebelumnya.



Regards,

Daeng
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 1 Komentar Kamu
,8:50 PM
                                                                                                                                                                                                 
Teh Upik, I'm Sorry

Assalamualaikum Teh Upik. Daeng minta maaf kemarin iseng. Keisengan daeng malah menjadi masalah. Gak ada maksud apa-apa, Cuma iseng saja. Daeng siap dihukum. Untuk klarifikasi permintaan maaf sudah saya beritakan di blogku www.relunghidupku.blogspot.com dan surat kabar Suara Mereka serta media komunikasi tradisonal. Daeng siap dihukum saja atau ditraktir es krim tidak lebih dari dua ribu lima ratus. Mohon maaf sebelumnya.
Regards,
Daeng
baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu
Monday, June 18, 2007,3:17 PM
                                                                                                                                                                                                 
SENDIRI


Entah begitu dinginnya pagi ini, sampai persendian ini terasa sakit.

Tapi masih teringat pada malam yang telah lama aku ketahui,

Di mana seperti berita cuaca yang akan menentukan kapan badai itu pasti akan datang

Yang tiba pada tengah bulan juni kurang tiga hari,

Yang akan meninggalkan semua kehidupanku.

Ini bukan tempatku yang seperti biasa, mungkin aku tersesat di antara celah malam…entah dimana.

Aku akan mencari jalanku sendiri tanpa resahmu yang terus mendera jiwaku

Kau akan mengetahui itu pada perjuangan senja kedewasaan dalam jalan terjal berliku ini

Hingga batas waktu kau akan menerangiku dengan tersenyum

Walaupun sudah waktunya aku harus pergi untuk berjalan tanpa harus tertahan lagi

Karena tempatku sudah terlalu pahit untuk terulang kembali

Anganku selalu akan terbang bersamamu selama mentari bersinar, ku tak akan pernah tau

Dari mimpi ini untuk kegelisahan hati dalam mewujudkannya dalam kesuraman

Ada yang terindah yang pernah dalam genggamanku

Ada yang kudapatkan yang pernah dalam kenanganku

Kabar gagak malam dalam salam risau terdengar berputar-putar mengelilingiku

Menggelepar dalam ingatanku yang terkobankan adalah jiwaku

Sekarang rumah ketiga sampingku menggelengkan kepala

Membelenggu besi untuk memagari sambil menghujamkan tombak ke hulu hatiku

Sudah biasa terjadi di depan mataku dengan alasan yang lusuh untuk ditinggalkan

Tidak untuk kesempatan lagi sebelum adzan terakhir terdengar kala fajar semakin keruh

Untuk ditelusuri dalam benakku, ternyata mereka kecewa untuk kemarin

Untuk kembali dalam anganku mereka akan terima atau mengusulkan untuk dibuang

aku tidak akan mengeluh untuk ini karena kutahu terlanjur tumpah oleh air mata

aku tidak akan pernah datang lagi kepadamu untuk memintamu untuk mendengarkanku

terima kasih atas semua senyummu kala itu, aku pergi sekarang!

baca lengkapnya  
posted by daeng Permen Kali ¤ 0 Komentar Kamu